Ambacang, 30 September 2009
Kekasih, bukankah di sana pernah ada janji
di jemari telah melingkar tanda;
tidak ada kau tidak ada aku--hanya kita
tetes air mata ungkap bahagia
lirik doa mengalun dalam janji depan altar suci
demikian mereka bukan lagi dua tapi satu, tidak dapat dipisahkan oleh manusia kecuali oleh maut dan kematian
namun…
ada tanya yang entah kupertanyakan pada siapa
tentang sayap yang dipilihkan untukmu.
kau terbang menuju taman firdaus. kepulanganmu
: altar abadi lain. bertemuNya
mengapa lindungmu menyemat duka lain dalam fana?
tahukah kau, aku terlunta dalam ketidakberdayaan
di sisa nafasku. entah kapan bisa menujumu yang entah.
: sumpah yang kita ikrarkan kemarin, tertimbun di antara reruntuhan.
Ah, kekasih… mengapa tak membiarkanku mengikuti langkahmu. Mengapa pupus tanda setia di kening yang kemarin kau kecup. Mengapa?
0 komentar:
Posting Komentar