6.29.2011 | By: Fairynee

DAY 04: TEKA TEKI SERIAL PUKAT

-->Serial anak-anak mamak merupakan bacaan sejuta umat, bukan saja ditujukan bagi anak-anak tapi juga pembaca yang menginginkan kesederhanaan dalam bercerita. Dalam buku ini tidak ada percintaan ala sinetron, kekerasan dan rencana-rencana jahat yang tidak masuk akal, atau kisah permusuhan sekoelompok anak sekolah (yang digambarkan berasal dari golongan berada) yang bisa melakukan tindakan anarkis. Tere liye menyajikan kesederhanaan dan apa adanya. Kisah dalam keempat serial ini banyak sekali kita temui atau bahkan terjadi di sekitar kita


Buku ini terdiri dari 4 seri yaitu, Amelia, Burlian, Pukat, dan terakhir Eliana. Namun seri Amelia yang seharusnya menjadi pembuka malah menjadi penutup serial ini (Sampai sekarang seri Amelia belum diterbitkan). Sedikit membingungkan sebenarnya, karena Eliana sebagai anak tertua justru menjadi bagian ke empat dari serial ini

Dari ketiga buku yang saya baca (minus Amelia), saya paling menyukai seri Pukat. Menurut saya, buku ini yang paling berwarna ketimbang seri yang lainnya. Dalam buku seri Burlian, pembaca hanya berkutat pada pemikiran seorang anak laki-laik sekolah dasar yang serba ingin tahu. Sementara dalam serial Eliana, cerita hanya berkutat di satu titik, yaitu masalah aksi kepahlwanan empat sekawan (kelompok buntal) dalam mengusir para pengrusak lingkungan yang tamak.


Selain itu kita akan disuguhkan cerita bukan saja dunia seorang anak yang cerdas, tapi akan diajak untuk mengenal dunia teman-temannya yang unik. Sangat berwarna, mulai dari cerita cinta monyet yang lucu seorang “Raju” yang pemalas dengan anak perempuan pindahan dari kota bernama Saleha, masa lalu bapak yang kelam, hingga seputar teka-teki yang dilontarkan Wak Yati kepadanya. Meskipun Pukat digambarkan anak yang cerdas, bukan lantas Ter Liye menggambarkan sosok yang sempurna. Anak pintar juga manusia, demikian kira-kira yang ingin disampaikan oleh Tere Liye. Itu bisa kita temui pada kisah ketika Pukat berkelahi dengan temannya hanya karena perkara sepele.

Buku ini yang paling minim dengan scene kebetulan atau super hero ala sinetron di televisi. Dalam serial Burlian, kita akan menemukan cerita di mana kecelakaan Burlian yang tertimpa gedung bangunan sekolah menyebabkannya mendadak terkenal, karena ia berani berbicara dengan yang bapak Menteri, penangkapan tahanan yang melarikan diri dari penjara, kesempatan melanjutkan sekolah ke luar negeri karena berteman dengan tuan Nakamura, dan kebetulan-kebetulan lainnya.

TEKA-TEKI

Hal yang menarik dalam seri ini adalah kisah perjalanan Pukat yang tidak terlepas dari pencarian jawaban atas teka-teki yang sering dilontarkan Wak Yati, kakak tertua ayahnya yang pandai berbahasa belanda dan bijak dalam menyikapi segala masalah. 

“Langit tinggi bagai dinding, lembah luas ibarat mangkok, hutan menghijau seperti zamrut, sungai mengalir ibarat naga, tak terbilang kekayaan kampung ini. Sungguh tak terbilang. Maka yang manakah harta karun yang paling berharganya?”


Proses pencarian jawaban itu tidak instan tapi membutuhkan waktu hingga 10 tahun. Proses yang sangat panjang, demikian kita pasti bergumam, tapi itulah hidup. Seyogyanya hidup merupakan proses pencarian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan. Saat kita berhenti bertanya, maka kita kehilangan sesuatu yang disebut semangat untuk mencapai tujuan.Segala yang hebat bermula dari pertanyaan, Kenapa, Mengapa, Siapa, Di mana, Kapan.

"Pertanyaan akan memicu penemuan hebat, pemikiran masyur bahkan permulaan yang agung. Sementara jawaban terkadang malah mengakhiri sebuah petualangan yang seru"

KUTIPAN-KUTIPAN

“Waktu adalah segalanya, tidak ada yang memilikinya. Tidak ada yang bisa meminjamkannya. Bagaimana cara menghabiskan waktu dengan baik, tanpa beban dan tanpa keluhan?

Jawabannya: berpikir,,bekerja keras,,dan bermain!!

“Tetapi apapun yang terjadi, kita sudah melaksanakan prosesnya dengan baik. Sekarang tinggal menunggu dan berharap. Itulah kebijaksanaan tertua yang dimiliki leluhur kita. Menunggu dan berharap. Selalulah meminta pertolongan dengan 2 hal itu. Menunggu itu berarti sabar. Berharap itu berarti doa.” --- hal 314



"Jangan pernah membenci Mamak kau, jangan sekali-kali… karena jika kau tahu sedikit saja apa yang telah ia lakukan demi kalian, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya kepada kalian.”



Sedikit intermezo:

Beratus kisah puteri jelita, tidak akan berhenti hingga kiamat nanti. Berjuta wanita hendak cantik, tidak akan pernah sedar sehingga ketuaan datang tidak tertahankan. Kau tahu kenapa?

Kerana di dunia ini, lelaki bodoh jumlahnya lebih banyak dibandingkan lelaki buta

0 komentar:

Posting Komentar