Ibu, mengapa menekur bertopang sedih
bukankah aku tak protes, tak pula merengek
sudah kubungkam air mata. Tadi
saat seiris letih, sekerat peluh tersaji di meja makan
: sungguh, ini lebih dari cukup, bu…
bukankah aku tak protes, tak pula merengek
sudah kubungkam air mata. Tadi
saat seiris letih, sekerat peluh tersaji di meja makan
: sungguh, ini lebih dari cukup, bu…
(aku berjanji. Takkan mengaduh bila bilah pisau yang mengerat yang
mengiris kini mencincang-cincang lambungku. Aku takkan mengaduh)
mengiris kini mencincang-cincang lambungku. Aku takkan mengaduh)
Tebing Tinggi, 26 Agustus 2009
0 komentar:
Posting Komentar