10.22.2010 | By: Fairynee

KOTAK SURAT

Membacamu dalam kotak suratku
lebam bulanku tertusuk perdu
padahal berkalikali ia protes, meringis dengan muka pucat
aku bosan menyesap dukamu, ujarnya berang.
mengapa tak kau hancurkan saja, lalu lempar ke tungku perapian yang menggigil

Tapi kotak suratku telah menjelma menjadi pandora
hati sungkan sepakat dengan logika
sementara kilat mata pisau yang kau tinggalkan
berkali-kali merayuku menjenguk nyeri juga kubangan darah yang dulu membias dalam mataku
memerah saga
lalu sunyi mendendangkan rindu yang paling pedih. memantul-mantul
kemudian tersangkut di putaran kipas angin yang tak lagi melahirkan sejuk
di langitlangit kamarku

waktu tidak pernah memberiku kesempatan untuk mengirimimu pesan
: ambil kembali mata pisaumu yang tak jua meluruh. aku sekarat.

0 komentar:

Posting Komentar