6.23.2011 | By: Fairynee

KARTU UCAPAN

: dari sobekan angka hingga peri jahil yang merasa paling beruntung

Lembar-lembar angka tersobek, jatuh dan terserak di lantai kapur, menuliskan kerut-kerut lelah di sudut mata. Mata terpejam, mengujar pinta, tapi bukan pada bintang yang jatuh sebab waktu telah mengajar rerupa rindu yang sesungguhnya. Huruf rindu lapuk dirapal, entah di mana arah muara. Sedang jemari masih sibuk berlari, meski ingin lekas terkait menjadi bait-bait usang yang menenangkan.

Mungkin peri cantik dari Tuhan tak cepat datang, tapi ada peri-peri nakal yang selalu siap mengganggu. Entah mengetuk pintu dengan pensil, atau melempar penghapus ke kepala. Peri-peri kecil yang sedang belajar mengembangkan sepasang sayap yang rapuh, bila angin menghempas, tak segan menjejal gaduh di kepala yang mengepulkan gundah sedari pagi.

Dan hari ini, hari yang konon dipercaya sebagai hari yang sial, para peri ingin berterima kasih pada Tuhan karena telah mendatangkan seorang pengajar dengan sabar yang panjang tak terkira. Pengajar yang mengulang harinya di hari yang katanya sial, bertemu dengan peri-peri jahil yang menambah sial, lalu malam nanti dia akan tersenyum sendiri membaca huruf-huruf sial ini.
H
   A
      P
         P
            Y
B-I-R-T-H-D-A-Y

 -------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan: Kolaborasi dengan cnt_69, kado buat guru yang paling baik, Samalona

0 komentar:

Posting Komentar